Antisipasi Hoax

 

                                        Antisipasi Hoax


Saat ini, pemberitaan bohong atau palsu (hoax) menjadi fokus perhatian banyak kalangan. Banjir informasi menyulitkan khalayak untuk menentukan informasi yang benar dengan informasi palsu. Lebih jauh lagi, informasi palsu ini menjadi bagian dari konflik sehingga masing-masing mengklaim informasi yang disampaikan oleh kelompoknya adalah yang benar sedangkan lawannya menyampaikan informasi palsu. Dengan demikian, setiap individu perlu dibekali literasi media mengenai pengenalan dan antisipasi hoax terutama di kalangan muda, mengapa kalangan pelajar? Karena generasi muda yang dalam hal ini pelajar merupakan target empuk bidikan hoax ataupun sebagai sasaran yang akan turut memviralkan berita hoax. secara umum dengan literasi media pelajar tersebut dapat mengetahui berita yang diterimanya, bagaimana mengetahui berita hoax dan bagaimana cara menanganinya.

Jangan Terjebak Dengan Hoax

Kemajuan teknologi telah menawarkan berjuta informasi. Disisi lain tidak semua informasi yang tersedia bisa dijamin kebenarannya.

Seringkali ada oknum yang tidak bertanggung jawab menyebarkan berita atau informasi palsu (hoax).

Jika tidak ada kehati-hatian, kita akan mudah termakan informasi palsu (hoax) tersebut bahkan ikut serta dalam menyebarluaskannya.

Bagaimana cara agar tidak termakan dengan hoax?

1. Selalu Bersikap Skeptis

Skeptis atau kurang percaya alias ragu-ragu merupakan sikap yang paling ampuh dalam menangkal peredaran hoax yang beredar. Dengan sikap ini, penerima pesan atau informasi harus selalu melakukan pengecekan atas kebenaran informasi yang datang padanya.

Jangan mudah percaya terhadap informasi yang baru kita ketahui.

2. Waspada Dengan Judul Provokatif

Berita hoax seringkali menggunakan judul sensasional yang provokatif, misalnya dengan langsung menudingkan jari ke pihak tertentu. Isinya pun bisa diambil dari berita media resmi, hanya saja diubah-ubah agar menimbulkan persepsi sesuai yang dikehendaki sang pembuat hoax.

Sebaiknya Anda mencari referensi berupa berita serupa dari situs online resmi, kemudian bandingkan isinya, apakah sama atau berbeda. Dengan demikian, setidaknya Anda sebabagi pembaca bisa memperoleh kesimpulan yang lebih berimbang.

3. Periksa Fakta

Perhatikan dari mana berita berasal dan siapa sumbernya? Apakah dari institusi resmi ?

Perhatikan keberimbangan sumber berita. Jika hanya ada satu sumber, pembaca tidak bisa mendapatkan gambaran yang utuh.

Hal lain yang perlu diamati adalah perbedaan antara berita yang dibuat berdasarkan fakta dan opini. Fakta adalah peristiwa yang terjadi dengan kesaksian dan bukti, sementara opini adalah pendapat dan kesan dari penulis berita sehingga memiliki kecenderungan untuk bersifat subyektif.

4. Cermati alamat situs

Untuk informasi yang diperoleh dari website atau mencantumkan link, cermatilah alamat URL situs dimaksud. Apabila berasal dari situs yang belum terverifikasi sebagai institusi pers resmi -misalnya menggunakan domain blog, maka informasinya bisa dibilang meragukan.

5. Cek keaslian foto dan video

Di era teknologi digital saat ini , bukan hanya konten berupa teks yang bisa dimanipulasi, melainkan juga konten lain berupa foto atau video. Ada kalanya pembuat berita palsu juga mengedit foto untuk memprovokasi pembaca. 

Cara untuk mengecek keaslian foto bisa dengan memanfaatkan mesin pencari Google, yakni dengan melakukan drag-and-drop ke kolom pencarian Google Images. Hasil pencarian akan menyajikan gambar-gambar serupa yang terdapat di internet sehingga bisa dibandingkan.

6. jangan terburu - buru menyebarkan informasi

Banyak orang yang ingin menjadi sumber informasi pertama yang men-share informasi. Namun jika belum terverifikasi kebenaran informasinya. Jangan sekali-kali menyebarkannya, hal ini yang dapat menjebak anda.

7. Melaporkan Berita Hoax

Jika Anda mendapati adanya berita hoax, terutama yang sudah masuk dalam taraf yang membahayakan, tak ada salahnya untuk melaporkannya pada pihak media sosial tempat tersebarnya berita tersebut. Biasanya masing-masing media sosial sudah memiliki fitur Report untuk konten atau komentar yang diketahui melanggar,

Selain langsung di media sosial, Anda juga bisa membuat pengaduan konten negatif ke Kementerian Komunikasi dan Informatika. Caranya adalah dengan mengirimkan e-mail ke alamat aduankonten@mail.kominfo.go.id. Komunitas Masyarakat Indonesia Anti Hoax juga menyediakan laman data. turnbackhoax.id untuk menampung aduan hoax dari netizen. Laman tersebut sekaligus berfungsi sebagai database berisi referensi berita hoax.


Sumber : kominfo.co.id


Komentar

Postingan populer dari blog ini

5 Asas Hukum Terkait Hakim Dalam Memutus Perkara

Jenis-Jenis Putusan Hakim dalam Memutus Perkara

Perbedaan Proses Peradilan Pidana bagi Polri dan TNI