Bung Karno; Sang Teladan Penggila Buku
Bung
Karno; Sang Teladan Penggila Buku
Soekarno
dan buku dua hal yang tak terpisahkan. Buku menjadi temannya saat belajar di
HBS Surabaya dan THS Bandung. Buku pula yang menemaninya menjalani hari-hari
sepi di penjara Banceuy dan Sukamiskin. Saat menjalani masa pembuangan di
Endeh, Sukarno juga banyak menghabiskan waktu dengan membaca buku.
Dari
buku yang dibacanya Soekarno menyerap berbagai gagasan tokoh-tokoh besar dunia
sebagai sumber inspirasi perjuangan. Termasuk saat ia merumuskan pidato
pembelaan berjudul “Indonesia Menggugat” yang mendunia.
Kecintaan
Bung Karno terhadap buku juga tergambar dalam surat cerai antara ia dengan
Inggit Garnasih. Dalam surat itu Soekarno mempersilahkan Inggit memiliki semua
harta mereka selama di Bengkulu kecuali buku-buku
Bacaannya
pun merentang ke berbagai tema. Mulai dari keismalan, sejarah, birografi,
politik, psikologi, hingga sosialisme. Megawati Soekarnoputri menyebut koleksi
buku Bung Karno berkisar antara 20 ribu hingga 30 ribu buku
Kegemaran
Bung Karno membaca buku terbentuk sejak ia menjadi anak kos di rumah pemimpin
Sarekat Islam H.O.S. Tjokroaminoto
“Pak
Tjok adalah pujaanku, Aku muridnya. Secara sadar atau tidak sadar ia
menggemblengku. Aku duduk dekat kakinya dan diberikannya padaku buku-bukunya,
diberikan kepadaku miliknya yang berharga.”
“Seluruh
waktu kugunakan untuk membaca. Sementara yang lain-lain bermain-main, aku
belajar. Aku mengejar ilmu pengetahuan di samping pelajaran sekolah.”
Buku
sebagai sumber gagasan, lebih dari sekedar membaca, Bung Karno sering memakai
buku-buku sebagai referensi dan kutipan baik itu untuk artikel pidato maupun
buku karangannya sendiri.
Bonnie
Triyana, Sejarawan, Pemred Majalah Historia mengatakan “Bung Karno membaca buku
memetik gagasan, memperoleh ide dan melahirkan suatu gerakan. Jadi, dia
mewujudkan gagasan yang tertuang di buku dalam gerakan politik.”
Bung Karno melahap buku Agama hingga Sosialis. Beberapa koleksi bukunya dipamerkan secara daring di Museum Kepresidenanan Balai Kirti atas kerjasama Historia.id dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Beberapa koleksi buku Bung Karno adalah:
1. The
New World of Islam, karya Lothrop Stoddard, tahun 1922
Bercerita
perkembangan Islam di dunia baik dari sisi gerakan maupun pemikiran. Saking
cintanya dengan buku ini Bung Karno pernah memerintahkan secara khusus agar buku
ini diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan member tambahan bab
perkembangan Islam di Indonesia
2. Geschiedenis
van het Moderne Imperialisme, karya JS Bartstra, tahun 1925
Bercerita
mengenai sejarah kolonialisme. Di halaman judul tergores tanda tangan Bung
Karno dengan keterangan berbahasa Belanda yang mengatakan bahwa buku ini “Dari
teman-teman Bandung, saat dalam kurungan”
3. Mahatma
Gandhi, karya Romain Rolland, tahu 1924
Salah
satu buku yang dipinjam Bung Karno dari Perpustakaan Bogor. Buku ini mempengaruhi
gagasan dan pemikiran Bung Karno mengenai perjuangan dan kemanusiaan
4. Der
Weg Zur Macht, karya Karl Kautsky, tahun 1920
Ditulis
dalam bahasa Jerman dengan font Gothic yang khas. Salah satu catatan yang
ditinggalkan Bung Karno dalam buku ini yaitu “Kepercayaan kepada partai, jangan
sampai tertanam keyakinn bahwa partai adalah “kapuk”, tertulis tangan di
halaman 63
5. Das
Kapital, karya Karl Marx, tahun 1921
Salah
satu buku paling berpengaruh di dunia yang mempengaruhi berbagai gerakan
sosialis dan komunis di dunia. Isinya kritik terhadap system ekonomi
kapitalisme dunia.
Bung
Karno adalah inspirasi
Megawati
Soekarnoputri menyebut koleksi buku Bung Karno berjumlah antara 20 ribu hingga
30 ribu buku. Buku-buku itu bertebaran di sudut kamar hingga kamar mandi.
Sehingga penting menjadikan kebiasaan baca Bung Karno sebagai inspirasi.
Megawati
Soekarnoputri mengenang ayahnya dengan ujaran “Menurut saya, beliau haruslah
dicontoh oleh kalangan muda saat ini. Dari pikran-pikiran yang telah diserap
Bung Karno, itu harus jadi salah satu kurikulum untuk baca. Karena selain
membuka jendela dunia, juga mengekstrasi pikiran-pikiran dari banyak tokoh
dunia yang beliau kenal, baik ranah sosial, politik, budaya, ekonomi, dan
lain-lain.
Mendikbud
Nadiem Anwar makarim mengenang Bung Karno dengan “Saya harapkan, Bung Karno dan
buku-bukunya dapat mengispirasi generasi muda untuk lebih menggiatkan lagi
minat membaca dan benar-benar mengerti apa itu artinya merdeka. Generasi muda
penerus bangsa Indonesia harus meneladani kegemaran membaca buku dari sang
proklamator.”
Bung
Karno sendiri juga pernah berujar bahwa “Sebagian daripada hidup saya itu
pekerjaannya Cuma membaca, membaca, membaca dan membaca. Sebab, membaca
menambah pengetahuan kita. Membuat kita menjadi manusia kultur yang tinggi
nilainya.”
Sumber
:
1. Bung
Karno Penyambung LIdah Rakyat Indonesia
2. Biografi
Inggit Garnasih, perempuan dalam Hidup Sukarno
3. Pembukaan
Pameran daring & dialog Sejarah Bung Karno dan buku-bukunya” 24 November
2020
4. Balaikirti.kemedikbud.go.id
5. Amanat kepada wartawan di istana Bogor, 20 November 1965 dalam historia.id
Komentar
Posting Komentar