Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perceraian

 

Hal-Hal yang Perlu Diketahui Tentang Perceraian




Jangan asal bilang cerai aja, pahami dulu prosedurnya, Kuy simak postingan berikut ya gaesss.

1.     1. Apa saja alasan-alasan Perceraian?

a.   Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, pemadat, penjudi, dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan;

b.   Salah satu pihak meninggalkan pihak lain selama 2 tahun berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain diluar kemampuannya;

c.   Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung;

d.   Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak yang lain;

e.   Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suami/istri.

f.  Antara suami dan istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. (Penjelasan Pasal 39 UU Perkawinan jo. Pasal 19 PP Perkawinan)

2.     2. Kemana Mengajukan Cerai?

    Gugatan cerai diajukan ke Pengadilan Agama bagi yang beragama Islam dan bagi yang beragama         selain Islam gugatan diajukan ke Pengadilan Negeri.

3.     3. Bolehkah Diwakilkan dalam Sidang Perceraian?

    Pada sidang pemeriksaan gugatan perceraian, suami dan istri datang sendiri atau dapat diwakilkan         oleh kuasanya. (Pasal 30 PP Perkawinan).

4.     4. Akibat Perceraian Terhadap Hak Asuh Anak

    Perceraian tidak menghapus kewajiban ayah dan ibu untuk memelihara dan mendidik anak-anaknya.     Jika ada perselisihan mengenai penguasaan anak-anak, pengadilan yang akan memberi keputusan.

    Ini berarti mengenai hak asuh anak, jika tidak ditemui kata sepakat, antara suami dan istri, maka            diselesaikan melalui jalur pengadilan.

5.     5. Akibat Perceraian terhadap Harta Gono Gini

   Terhadap harta gono gini atau harta bersama, jika terjadi perceraian, maka harus dibagi sama rata           antara suami dan istri. Pembagian harta bersama tersebut meliputi segala keuntungan dan kerugian         yang didapatkan dari usaha maupun upaya yang dilakukan oleh pasangan suami/istri selama mereka       masih terikat dalam perkawinan.




Sumber : Ig klinikhukum

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah menggunakan atau memodifikasi gambar dari internet?

Pantang Pikun Berkat Baca

Jenis-Jenis Putusan Hakim dalam Memutus Perkara