Memahami HIV/AIDS dari Novel
Memahami
HIV/AIDS dari Novel
Tanggal
1 Desember selalu diperingati sebagai Hari HIV/AIDS sedunia. Bertujuan untuk
menyatakan perang terhadap wabah AIDS yang disebabkan virus HIV. Meski telah
diperingati setiap tahun, namun pemahaman masyarakat terhadap penyakit ini
masih kurang, sehingga menimbulkan stigma. Kamu jangan jadi salah satu yang
kurang baca ya. Buku-buku berikut ini bisa memperluas pengetahuanmu tentang
penyakit ini. Ingat, perangi dan cegah penyakitnya, bukan menjauhi penderitanya
ya..Oh, iya, Grafis berikut merupakan kolaborasi dengan periset Monica Shareen
(News Collaborator)
1. It Happened to Nancy: By Anonymous
Teenager, A true Story from her Diary, Penulis : Beatrice Sparks
Dari sebuah catatan
harian gadis muda bernama Nancy, kisah bergulir. Tentang cinta pertamanya,
malam ia berkencan dan diperkosa oleh pacarnya, hingga didiagnosis terinfeksi
HIV. Gadis berusia 14 tahun ini bertemu Collin, cinta pertamanya, dari sebuah
konser. Collin pun merayu dan membuatnya mabuk. Hanya satu malam seperti mimpi,
tapi menjadi tragedi dalam seumur hidupnya. Novel ini mengingatkan anak-anak
muda bahwa HIV/AIDS bisa menimpa siapa saja, dengan cara tak terduga.
2. Auma’s Long Run, Penulis : Eucabeth
Odhiambo
Auma adalah seorang
gadis Kenya berusia 13 tahun yang bertekad menjadi seorang dokter, namun
tiba-tiba penyakit aneh bernama AIDS muncul di desanya dan ayahnya pun ikut
tertular. Auma dilanda kebingungan apakah dia akan mengejar beasiswa untuk
menjadi dokter di kota atau ia akan tinggal merawat ayah dan keluarganya? Buku
ini ditulis berdasarkan kisah masa kecil penulisnya di Kenya. Kisah Auma
mengangkat pandemik AIDS dan bagaimana merawat harapan di tengah krisis
kesehatan.
3. The Gifts of The Body, Penulis : Rebecca
Brown
Kisah seorang wanita
pekerja kesehatan yang membantu di rumah perawatan penderita AIDS. Dengan bahasa sehari-hari, novel ini menggambarkan
kunjungan wanita ini ke barbagai kelompok korban, pria gay muda dan janda tua
yang terinfeksi melalui transfusi darah, dan sesama relawan. Wanita ini
memberikan perhatian, kasih sayang, dan rasa hormat kepada korban. Setelah
melihat satu persatu pasiennya meninggal, ia sadar bahwa jika seseorang sudah
mendapatkan AIDS, itu sama seperti divonis hukuman mati. Pengalaman yang
dibagikan dalam novel ini sederhana dan membangun empati yang kuat pada
pembaca.
4. Dream of Ding Village, Penulis : Yan Lianke
Novel ini diboikot di
negara asalnya karena mengkritik pemerintah Tiongkok setelah epidemik AIDS
melanda provinsi Henan dan provinsi sekitarnya selama lima tahun. Penjualan
darah yang didirikan oleh pejabat pemerintah dan pelaku bisnis menggunakan jarum
yang sudah dipakai berulang kali untuk mengambil darah pendonor, yang
menyebabkan tersebarnya virus AIDS di seluruh desa. Novel ini adalah hasil
investigasi undercover penulis selama tiga tahun saat menjadi asisten seorang
antropolog terkenal yang melakukan penelitian tentang penjualan darah.
5. Push, Penulis : Sapphire
Mungkin publik lebih
mengenal kisahnya sejak diangkat jadi film layar lebar berjudul Precious (yang
berhasil menyabet 2 Oscar di tahun 2010). Berkisah tentang seorang remaja
Afrika Amerika berusia 16 tahun yang hidup dilingkungan yang penuh kekerasan.
Ia didiagnosis positif HIV dan hidup bersama orang tua yang kerap bersikap
kasar, ia bahkan sempat dihamili dua kali oleh ayahnya. Perjuangannya keluar
dari lingkaran trauma dan keinginannya untuk menjalani hidup yang lebih baik,
mempertemukannya dengan kelompok korban perkosaan yang dilakukan keluarga dan
remaja yang terkena HIV.
Sumber :
-
Publisherweekly.com, bookrags.com
-
Amazon.com, penguin.com.au
- Theguardian.com, theculturetrip.com
Komentar
Posting Komentar