Mengenal Buku Viral tentang Demokrasi (How Democracies Die)

Mengenal Buku Viral tentang Demokrasi (How Democracies Die)


Buku berjudul “How Democracies Die” kemaren sempat hangat diperbicangkan. Sebenarnya buku ini bicara tentang apa sih? Buku ini disebut sebagai panduan penting untuk mempelajari apa yang tengah terjadi di Amerika Serikat. Terlebih karena sorotannya ke dinamika politik yang terjadi semasa Donald Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat.

-    How democracies Die diterbitkan dalam versi bahasa Inggris pertama kalinya pada 16 Januari 2018 oleh penerbit Crown Publishing Group.

-    Ditulis oleh dua professor alas Universitas Harvard, yaitu Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt yang lebih dari 20 tahun mempelajari sejarah panjang demokrasi di Eropa dan Amerika Latin.

-   Buku ini menyorot gejala kematian demokrasi di Amerika Serikat (AS) setelah Donald Trump memenangkan pemilu dan menjabat jadi presiden.

-   Buku How Democracies Die juga telah diterjemahkan ke bahasa Indonesia dengan judul Bagaimana Demokrasi Mati yang diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada 2019.

-    Buku ini mencatat kematian demokrasi tidak selalu terjadi lewat kudeta militer, tapi melalui proses demokratis (pemilu).

-  Demokrasi sering digunakan autocrat sebagai dalih yang menggunakan krisis ekonomi, perang atau serangan teroris untuk membenarkan tindakan anti-demokrasi.

-    How Democracies Die menemukan pola berulang secara serupa dari rangkuman perjalanan politik otoriter di berbagai penjuru dunia, seperti Venezuela, Turki, dan Hungaria

-   Kemenangan Trump pada 2016 lalu dianggap sebagai alarm bagi demokrasi di Amerika Serikat.

-    Kenapa Trump? Menurut kedua penulis buku ini, ada 4 karakter dari kepemimpianan Trump yang harus diwaspadai, yakni: penolakan, kesediaan untuk membatasi kebebasan sipil lawan (termasuk media), toleransi atau dorongan kekerasan, serta kesediaan untuk membatasi kebebasan sipil lawan.





Sumber :

1.     Goodreads.cpm, kompas.com, The New York Times

2.     Disarikan dari Rosalino A. Candela (Brown University), Independent.org


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah menggunakan atau memodifikasi gambar dari internet?

Pantang Pikun Berkat Baca

Jenis-Jenis Putusan Hakim dalam Memutus Perkara