Menyindir Koruptor Lewat Karya Sastra
Menyindir Koruptor
Lewat Karya Sastra
Menteri Sosial Juliari
Batubara yang ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Bansos menambah daftar
panjang pejabat yang makan uang rakyat. Menyambut Hari Anti Korupsi Sedunia
yang diperingati setiap tanggal 9 Desember besok, Min book mau mengajak kamu
mengenal karya-karya sastra yang menyindir kasus-kasus korupsi di Indonesia.
1. Senja di Jakarta, Penulis : Mochtar
Lubis
Isi novel ini terdiri
dari delapan bagian yang menampilkan kehidupan di Jakarta, sejak Mei hingga
Desember 1957. Keadaan Indonesia digambarkan sebagai negara yang korup.
Melahirkan orang kaya yang semakin kaya, dan orang miskin yang semakin melarat.
Terbit pertama kali dalam bahasa Inggris (1963) yang berjudul Twilight in
Jakarta, setelah naskahnya dibawa Mochtar Lubis ke Tel Aviv. Menyusul terbit
dalam bahasa Belanda tahun 1964. Terbit pula sebagai seri karangan bersambung
dalam bahasa Malaysia. Baru terbit dalam bahasa aslinya (Indonesia) pada tahun
1970. Setelah itu diterjemahkan ke bahasa Italia, Spanyol, Korea, dan Jepang.
2. 86, Penulis : Okky Madasari
Setelah debut Entrok,
Okky Madasari menulis novel tentang praktik korupsi di Indonesia lewat kisah
Arimbi, seorang juru ketik lugu di pengadilan negeri. Di desanya ia dibanggakan
tak cuma oleh orang tuanya tapi juga seluruh tetangganya. Maklum, hanya dia
generasi keluarga petani yang bisa jadi pegawai negeri. Sayangnya si tumpuan
harapan ini malah terseret tindakan korupsi. Lewat novel ini juga kita tahu
makna kode 86.
3. Korupsi, Penulis : Pramoedya Ananta Toer
Dari judulnya yang
blak-blakan, novel ini menceritakan korupsi yang dilakukan seseorang yang
awalnya sangat jujur. Tokoh utama bernama Bakir merupakan kepala kantor
pemerintahan yang terkenal bersih, namun terdesak kebutuhan ekonomi keluarga,
ia terpaksa melakukan korupsi. Yang menarik adalah berkebalikan dari
stereotype lelaki koruptor biasanya memiliki istri hedonis, istri Bakir justru
berulang kali mengingatkan agar berhenti. Tapi bukannya berhenti, bakir malah
selingkuh dari harta korupsinya.
4. Lelucon Para Koruptor, Penulis : Agus
Noor
Buku yang berisi 11
cerpen ini seperti judulnya berisi kisah-kisah satire tentang kasus-kasus
korupsi di Indonesia. Disertai dengan gambar-gambar komik yang kocak, juga
muram, plus mencekam. Pembaca tak hanya mendapatkan cerita-cerita para koruptor
dalam ragam polahnya, tetapi sekaligus “pembolak-balikan aksi sehat”, yang
disebut penulisnya sebagai cara menolak menjadi bodoh dan munafik secara
berjamaah. Cerita-cerita dalam buku ini pernah dipentaskan lewat seni
pertunjukan berjudul Romantisme dan Kegilaan Agus Noor.
Sumber :
-
Ensiklopedia.kemdikbud.go.id
-
Gramedia.com, googreads.com
-
Terakata.id, indonesiakaya.com
Komentar
Posting Komentar