Apapun Darahnya, Kewarganegaraannya Indonesia

 

Apapun Darahnya, Kewarganegaraannya Indonesia



Jika ada yang menyebut “tak berdarah Indonesia”, apakah berarti bukan Warga Negara Indonesia (WNI)? Sebaliknya apakah WNI harus tau sudah pasti “berdarah Indonesia”? Dan bagaimana bisa seseorang dapat kehilangan atau mendapatkan kewarganegaraan Indonesia? Yuk, simak ringkasannya dalam info berikut, selamat membaca.

1.     1. Asas Kewarganegaraan Indonesia

a.      a. Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan                       keturunan, bukan berdasarkan negara kelahiran.

b.     b. Asas Ius soli secara terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan       negara kelahiran, yang diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan.

c.     c. Asas kewarganegaraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap             orang.

d.    d. Asas kewarganegaraan ganda terbatas adalah asas yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi          anak-anak sesuai dengan ketentuan.

     (Penjelasan Umum UU Kewarganegaraan).

2.     2. Yang Menyebabkan Kehilangan Kewarganegaraan

a.      a. Memperoleh kewarganegaraan lain atas kemauan sendiri;

b.      b. Tidak menolak atau melepaskan kewarganegaraan lain, sedangkan ia mendapat kesempatan itu;

c.      c. Dinyatakan hilang kewarganegaraannya oleh  President atas permohonannya sendiri, yang                      bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal di luar negeri, dan dengan       dinyatakan hilang kewarganegaraan Indonesia tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.

      (Pasal 23 huruf a – c UU Kewarganegaraan).

d.      d. Masuk dalam dinas tentara asing tanpa izin dari Presiden;

e.      e. Sukarela masuk dalam dinas negara asing yang jabatan dinas semacam itu di Indonesia hanya dapat        dijabat oleh WNI;

f.      f. Sukarela mengangkat sumpah atau menyatakan janji setia kepada negara asing atau bagian dari              negara asing tersebut

      (Pasal 23 huruf d-f UU Kewarganegaraan).

g.     g. Tidak wajib tapi turut serta dalam pemilihan yang bersifat ketatatnegaraan suatu negara asing;

h.     h. Mempunyai paspor atau surat yang bersifat paspor dari negara asing atau yang dapat diartikan                 sebagai tanda kewarganegaraan yang masih berlaku dari negara lain atas namanya; atau

i.       i. Bertempat tinggal di luar Indonesia selama 5 tahun terus menerus bukan dalam rangka dinas negara,       tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginan untuk tetap menjadi WNI          sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap 5 tahun berikutnya tidak mengajukan                      pernyataan ingin tetap menjadi WNI kepada perwakilan Indonesia di mana ia tinggal padahal telah        diberitahukan kepada yang bersangkutan.

      (Pasal 23 huruf 9-1 UU Kewarganegaraan).

3.     3. Syarat Permohonan Pewarganegaraan

a.   Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin;

b.   Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut;

c.    Sehat jasmani an rohani;

d.   Dapat berbahasa Indonesia Indonesia serta mengakui dasar negara Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD 1945;

(Pasal 9 huruf a-d UU Kewarganegaraan).

e.   Tidak pernah dijatuhi pidana karena tindak pidana yang diancam pidana penjara 1 tahun atau lebih;

f.     Dengan memperoleh kewarganegaraan Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan gand;

g.     Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara; dan

h.     Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.

Catatan : Bagi yang kehilangan kewarganegaraan karena Pasal 23 huruf I dan Pasal 26 ayat (1) dan (2) UU Kewarganegaraan, ketentuan pewarganegaraannya berlaku Pasal 32 ayat (1) UU Kewarganegaraan.




Sumber : Ig klinikhukum

 

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bolehkah menggunakan atau memodifikasi gambar dari internet?

Pantang Pikun Berkat Baca

Jenis-Jenis Putusan Hakim dalam Memutus Perkara