Buku yang Membuat Saya Menulis Novel dan Ingin Terus Menulis Novel; Rekomendasi Mahfud Ikhwan
Buku yang Membuat Saya Menulis Novel dan Ingin Terus Menulis Novel; Rekomendasi Mahfud Ikhwan
Tahun
2017, @mahfud.ikhwan memenangkan Kusala Sastra khatulistiwa kategori Prosa
lewat novel ‘Dawuk”. Tiga tahun sebelumnya, Mahfud telah memenangkan Sayembara
Novel Dewan Kesenian Jakarta Tahun 2014 lewat karya berjudul “Kambing dan
Hujan”. Min Book penasaran dong, apa sih buku-buku yang dibaca Kak Mahfud
sampai berhasil menulis kisah-kisah yang memikat, seringnya kocak juga tragis?
Ini dia jawabannya! Siapa tahu bisa menginspirasimu untuk menulis novel
impianmu dan menambah referensi bacaan.
1.
Pasar, Penulis: Kuntowijoyo
Kisah tentang Mantri Pasar dan
pasarnya, tentang seorang priyayi Jawa terakhir dan upayanya yang sia-sia
berhadapan dengan materialisme dan kapitalisme modern. Tenag dan menyenangkan.
Banyak manisnya, tapi terasa juga pahitnya. Tanpa perlu meninggi-ninggi untuk
menukuk sangat tajam dan dalam. Di sini, Kunto seperti pendongeng tua yang
membuat kita tak bisa tidur saking asyiknya.
2.
Pater Pancali, Penulis : Bibhutibhusan Banerji
Cerita sehari-hari tentang Bengali di
awal abad ke-20, dari mata seorang bocah. Haru, lucu, tapi terutama indah
memesona. Tak mengherankan, bagi sastra Bengali, Banerji adalah terbesar kedua
setelah Tagore.
3.
Angela’s Ashes, Penulis : Frank McCourt
Bukan dongeng, bukan juga cerita
anak, bahkan bukan novel. Ini adalah memoir seorang guru tentang masa kecilnya
yang miskin di Irlandia dan Amerika. Tak
menggugah jiwa, tak juga mengguncang iman, tapi lucunya bukan main. Bagaimana
bisa kemiskinan terdengar begitu kocak dan menyenangkan, ya?
4.
Dari Hari ke Hari, Penulis : Mahbub Djunaidi
Revolusi biasanya mesti dilewati
dengan penuh derita. Tapi, Mahbub tampaknya punya pendapat berbeda; untuknya, terutama
untuk tokoh kanak-kanak di novel ini, rrevolusi tak bisa menghalangi
bocah-bocah untuk bersenang-senang dan tetap nakal. Salah satu novel berlatar
perang terbaik di Indonesia.
5.
Swami and Friends, Penulis : R.K. Narayan
Swami tak miskin seperti Apu-nya
Banerji atau Aku-nya McCourt, tapi bukan berarti Swami tak butuh
bersenang-senang. Dan ini adalah cerita Swami dan teman-temannya. Mereka akan
mengajak kalian bolos sekolah, membentuk tim kriket, berkeliling kota Malgudi,
dan turut menyaksikan bagaimana bocah-bocah itu ikut mencoba menggulingkan
pemerintah colonial Inggris, tentunya dengan cara konyol dan kekanakan.
Sumber : Ig Klubbukunarasi
Komentar
Posting Komentar